Senin, 31 Januari 2011

Tips : Biar Ngampus nggak sekedar status..

Tips : Biar Ngampus nggak sekedar status..
By : Adi Sukardi )*

Kita = Mahasiswa!!
Hiduup Mahasiswaa!!! Hiduup Rakyat Indonesia!!!
Begitu pekik heroik yang sering terdengar di mimbar-mimbar jalanan. Pekik yang memekakan telinga, pekik yang sering mewarnai berita-berita di televisi.
Mungkin inilah image mahasiswa yang saat ini berkembang di masyarakat. Tukang demo, bikin rusuh, pembela rakyat...dan banyak lagi kesan masyarakat tentang mahasiswa.

Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada kalian, atas keberhasilann kalian memenangkan sebuah pertandingan luar biasa untuk dapat menikmati jenjang pendidikan di perguruan tinggi ini..sebuah nikmat yang tidak semua orang dapat mendapatkannya. Di sinilah, di kampus UNJ inilah kalian akan berproses. Jikalau para pengamat perkembangan manusia mengatakan masa SMU adalah titik tolak manusia, karena di masa itulah ada banyak perubahan yang dialami. Perubahan fisik, emosional, dan sosial terjadi di masa itu. Naah..saat ini kalian sudah memasuki dunia baru, dunia kampus. Masa ini pun menjadi titik tolak kedua, dimana kalian akan mengalami masa transisi dari dunia remaja yang menyenangkan dengan masa dewasa yang penuh tanggung jawab. Banyak orang yang menjadi lebih matang di kampus, lebih mandiri, lebih bijaksana, dan lebih tegar menjalani cobaan hidup. Pertanyaannya, bagaimana agar kita bisa menjadi seperti itu??
Hidup adalah pilihan...(begitulah para filsof berbicara).
Ya.. memang benar, kampus tidak hanya menawarkan kehidupan yang sarat akademis. Namun kampus juga melambangkan kebebasan. Bagaimana tidak, lihat saja mulai dari seragam yang tidak diatur sama seperti dulu kita SMA, maka tidak ada lagi penyeragaman ide dan gagasan. Begitupun dengan aktifitas perkuliahan kita. Berapa lama kita akan lulus, rajin, pemalas, bolos kuliah, tidak mengumpulkan tugas, menjadi aktivis, atau pasifis, dll...semua itu kita yang menentukan. Tentunya dengan segala konsekuensi yang harus kita terima. Karena kampus adalah medan yang menawarkan banyak ideologi. Mau bebas-bebasan bisa, mau lebih militan oke, mau cari semua wacana, kita bisa temukan,! Mau rusak? Juga gampang!! Mau bener, juga bisa banget!! Sungguh, rasa, pola pikir, pergaulan, emosional, komitmen dan prinsip kita benar-benar diuji. Asalkan kita nggak Cuma jadi mahasiswa yang berkutat di 3K=Kelas, Kost, Kantin. Dan hanya menjadi mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang).  Ngejar IPK dan cepet lulus! Tanpa punya pergaulan yang luas dan positif yang nantinya akan sangat bermanfaat saat kalian membutuhkannya, tanpa pernah berdiskusi dan memikirkan permasalahan negeri ini, tanpa pernah mencari hakikat hidup, tanpa pernah menjadi lebih berarti bagi orang di sekitar kalian. Hidup mengalir tanpa hambatan. Tidak ada seninya bukan??

Budaya Mahasiswa
Ada dua aktifitas yang membuat mahasiswa akan kurang berminat, yaitu membuat makalah/paper dan berdiskusi. Kebanyakan dari kita malas dan mengeluh jika dosen memberikan tugas untuk membuat makalah, membahas sebuah tema, mencarinya dari berbagai referensi, dan kemudian membedahnya menjadi sebuah diskusi. Mengapa sebagian dari kita malas membaca, menulis dan berdiskusi?? Padahal, tiga aktifitas tersebut adalah ’ruh’ perguruan tinggi. Bukan hanya duduk, dengar, diam dan menghafal!!
Dengan Membaca, kita akan mempunyai cukup bahan bakar untuk merubah pola pikir dan dalam berargumen akan menjadi lebih berbobot. tidak cukup hanya membaca, ilmu pun perlu didokumentasikan, dengan cara apa..ya menulis. Sahabat Rosulullah saw, Ali bin Abi tholib pernah berkata :”ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Karena memory otak kita terkadang terserang penyakit lupa. Selain itu, menulis dapat mengalirkanenergi positif bagi punulis maupun pembacanya.
Lalu, berdiskusi...ya berdiskusilah. Sebab dengannya ilmu akan semakin dalam menghujam dan ingatan menjadi tajam. Berdiskusi menjadikan kita memahami alur pola pikir orang lain, dan membuat orang paham terhadap pola pikir kita.

Menjadi Aktivis! Why Not?
Tidak semua akan kita dapatkan di dalam kelas (bangku kuliah). Itulah sebabnya aktif di kampus menjadi pilihan. Ada banyak hal yang tidak kita dapatkan hanya dengan datang ke kampus, kuliah lalu pulang. Memang tidak semua orang harus ’dipaksa’ menjadi aktivis. Setiap orang punya pilihan untuk mewarnai hidupnya. 
Pelajaran tentang memahami orang lain, pelajaran tentang tanggung jawab, kepedulian, problem solving, kepekaa. Dan semua pelajaran yang hanya bisa kita dapatkan jika kita mengalaminya. Sebab tidak semua hal dikuliahkan...
Jadi, pilihan untuk menjadi aktivis kampus sebenarnya timbul dari dorongan untuk mendapatkan nilai lebih dari sekedar kulih, be an extra ordinary people.


___________
)* Jurusan Bimbingan Konseling FIP
   Staff Departemen Komunikasi dan Informasi BEM UNJ 2010